Diberdayakan oleh Blogger.
Saat para cendikia berkata, yang lain mendengar...
Saat para fakir berbicara, yang lain membuang muka

Rabu, 10 Maret 2010

sahabat...

Tak terbilang apa yang terlewati...
Singgahan rasa jadi warna warni wadah persahabatan
Aku mengenalmu lewat PENDAHULUAN tak berencana
Tak terLATAR BELAKANGi apapun
Lalu mulai kubangun asumsi dan janji padamu lewat TINJAUANku
Lewat apa yang kutau tentang PUSTAKA sahabat aku coba mengerti dirimu
Terbangun lewat KERANGKA KONSEP
Apa yang menyertai hidup bersama
Tak ada hipotesa pasti bagaimana ujung perjalanan ini
Tak perlu menebak HASIL
Ataupun membahas dari awal
Sebab persahabatan tak butuh PEMBAHASAN lama
Dia memang ada dan nyata
Sebab persahabatan hanya meminta SARAN dan KESIMPULAN Read More

cincin

Kulingkarkan cincin di hatimu
Agar tak kemana engkau membawa hatimu
Terkait erat di rongga dadamu
Meski jemarimu menolak cincin…
Tapi hatiku memilih dirimu
Kutunggu ukiran takdir dariNya
Membawa skenarioku padamu, skenariomu padaku..
Wahai yang tercinta..
Menunggu lambaian lembayung senja
Mengetik namamu
Membuka tingkap malam
Bahwa benar adanya hatiku teruntukmu
Read More

Senin, 18 Januari 2010

Sebelum dan sesudah

Sebelum akhirnya aku menemukan sebuah kesenangan,aku harus berjuang melawan segenap resah. Aku meminta dengan sangat kepada Pemilik Jagad Raya,sebuah permintaan untuk menghadirkan tiap kesenangan dalam tiap helak nafasku. Sebelum akhirnya kutemukan sebuah jawaban pasti akan ada kiriman penantian berkepanjangan, aku diharuskan untuk menjamah sebuah rasa penasaran berujung. Sebelum akhirnya aku mengecap manisnya hidup, aku diberi cobaan lebih awal, semacam uji ketahanan yang sangat manusiawi. Sebelum,sebelum dan sebelum,brapa  lagi sebelum yang harus aku lewati. Terkadang begitu menyengsarakan diri hingga harus menunggu lama. Layaknya sebuah kewajiban, aku harus melakukan sesuatu sebelum mendapatkan sesuatu, malah harus berkorban sebelum mendapatkan hal yang teramat ingin kujangkau. Jika harus melepaskan apa yang ada padaku dalam batas dimensi kewajaran sangat bisa aku tolerir untuk mendapatkan yang indah itu. Pasti kulakukan.
Awalnya aku merasa jengkel jika harus meniti satu-satu demi sebuah tujuan, tapi lewat fase itu aku belajar  tentang hidup. Bahwa semuanya ada awal dan akhirnya. Dan tak harus menunggu lama untuk mendapatkan ‘riang’ meski masih dalam batas menunggu, karena kita bisa menyulap seperti apa keadaan hati dan kemauan. Menunggu dengan indah, menunggu dengan prasangka baik, menunggu dengan senyuman, bukan dengan resah. Meski tak pelat rasa resah kerap kali datang.
Setapak demi setapak akhirnya terukir di jejeran lantai bumi, itu adalah langkahan kakimu yang mulai tergambar. Menguak sisi indah dirimu pelan-pelan. Langkah itu menuju sebuah jalur, yang semoga bisa memahat ukiran senyum yang abadi. Tenanglah wahai manusia,kau tidak sendiri,ada kiriman bala bantuan yang setia menemani, di suka dan dukamu.
Tanyakan pada mereka, mengapa rela membangunkan candi-candi riang dalam relief hidupmu??tanyakan pula untuk apa mereka bersusah-susah menbangun sebuah prasasti tanda keberadaanmu, atau tanyakan kenapa harus rela menandatangani dan menyetujui perjanjian untuk ada bersamamu??ya..tanyakan sekali lagi pada mereka yang kau panggil teman,sahabat dan saudara. Mengapa membuang waktunya untukmu seorang??
Ada rasa pengat menjejal di tubuh saat ingat mereka. Ada haru menyunsum di celah tulang saat nama mereka satu satu terdengar. Jika kau tlah sampai ke tujuan hidupmu, mereka tak selalu bersamamu,karena mereka juga punya tujuan hidup.hanya saja Tuhan menyandingkan kita untuk sejalan meraih rahasia yang di depan itu,setelahnya semua hidup masing-masing. Sehingga yang terkenang saat  itu adalah kebersamaan saat ini. Yang menemanimu bukan mereka tapi yang kamu panggil keluarga, suami istri dan anak-anakmu kelak, tapi bayangan akan mereka tak akan pudar. Karena senyum, susah, senang sudah terbungkus dalam peti hati, teramat indah untuk dikenang, dan menjadi senandung cerita untuk cucumu kelak.
Mari belajar kesakitan dan haru biru yang tercipta dari riak sebuah kebersamaan dalam persahabatan karena setelah fase ini akan berganti dengan masa lain. Jadi sangat disayangkan melewatkannya. Mari belajar untuk jadi teman dan sahabat terbaik untuk mereka yang rela mengorbankan waktunya untukmu, mari belajar jadi sahabat untuk sahabat sepenuh hati tanpa pamrih.
Read More

Minggu, 17 Januari 2010


Bisa kuganti dukamu sahabat???

Boleh kupinjam peniti untuk menyambung separuh dari hatiku,boleh kupinjam benang dan jarum untuk merajut bongkahan hatiku..”
                Widia terpaku sejenak memandang secarik kertas yang diserahkan Angga padanya. Dan sekarang si penulis berdiri tepat di hadapannya, memandang lewat sudut mata penuh harap.
                Penonton diam menunggu kalimat apa yang akan keluar dari mulut Widia, suasana panggung temaram. Disetting layaknya sebuah taman kota di senja hari. Ada sebuah panggung panjang yang diletakkan diantara tempat tokoh Widia dan Angga berdiri.

“Bolehkan aku tahu apa suara hatimu, Dia...”
                “Aku....”pandangan mereka beradu
                “Lama aku pendam perasaanku, tapi tak kunjung ada keberanian membongkarnya. Aku terlewat takut kalo aku mengatakannya kamu akan menjauhiku,..”
                “Angga...aku..,kita sahabat,..kita lebih dari teman, tapi tak lebih dari sahabat, kita saling melengkapi tapi tak bisa jadi kekasih”Widia mengucapkan kalimat pamungkas yang sedari tadi ditunggu penonton dengan deraian air mata.
                Detik berikutnya, Widia berlari menghindar. Dan sekarang tinggal Angga yang berdiri mematung di atas pentas. Penonton masih diam, sebagian yang wanita sudah ikut menangis. Para pria memberi tissue sebagai ungkapan bela sungkawa mereka. Di sudut lain, Indi cuma tersenyum sambil geleng-geleng kepala melihat temannya si Upik yang ikut menangis.

Read More

Sabtu, 16 Januari 2010

ultah ke-33




  • Full Name : Orlando Jonathan Blanchard Bloom
  • Nickname : Orlando Bloom
  • Born : Canterbury,13 January 1977
  • Best Known as : As Legolas in The Lord of the Rings trilogy (2001 - 2003)  
  • Happy b-day, maaf tlat ngucapinnya..hehe ^_^, jangan marah ya..



Read More

Jumat, 15 Januari 2010

Massenrempulu



Nenek moyang kita ( ras Melayu sub etnik dari ras Mongoloid ) konon berasal dari daerah Yunan, Cina Selatan dan wilayah Indocina yang kemudian menyebar ke seluruh kepulauan di Nusantara. Salah satu kelompok lalu singgah dan menetap di Pulau Sulawesi. Mereka kemudian masuk ke wilayah sekitar aliran Sungai Saddang lalu terus ke Gunung Bambapuang. Dari sekitar Gunung Bambapuang ini mereka terus menyebar ke Timur ke daerah Pegunungan Latimojong, ke Selatan daerah Maiwa Sidenreng, ke Barat daerah Pinrang dan Polewali Mamasa serta Tana Toraja di utara.
Kemudian penduduk asli di Bambapuang ini membangun Kampung Rura’ di sebelah timur Gunung Bambapuang dan Kampung Tinggallung di sebelah baratnya. Dan penduduk kampung Rura’ dan Tinggallung membangun Kampung Papi, Kotu, Kaluppini, Bisang, Leoran, Tanete Carruk dan kampung-kampung didaerah Maiwa, Duri, Pinrang, Binuang, Tanah Toraja bagian selatan.
Read More


Singgahan rasa untuk Rika

Ada bintang di mata Rika saat mendengar nama Dani disebut,..walau hanya didengarnya diseliweran jalan,atau diantara dialog orang yang sedang bercengkarama di pinggiran jalan. Begitu dasyatnya kekuatan nama itu untuk seorang Rika. Ia bisa berhenti melakukan aktivitasnya jika nama itu disebut. Ia bsia termangu berjam-jam di depan jendela kamar jika sang empunya nama terlintas di benaknnya, ia bisa tersenyum senang jika melihat Dhani ada disekitarnya,hanya disekitarnya..bukan didekatnya, dan iapun bisa bersedih jika mendengar si pemilik nama bersedih atau tak ada kabar berita yang sampai ke telinganya tentang Dhani. Bahkan jantungnya bisa berirama gendang cepat jika nama itu disebut.
                Mungkin ini yang disebut orang-orang dilema jatuh cinta,dan makin tragis kondisinya karena sorang Rika harus jatuh cinta pada seorang Dhani. Kenapa??? Karena bagi mereka, seperti drama gadis desa merindukan pangeran tampan, seperti bumi dan langit atau lebih dekatnya di pelajaran Bahas Indonesianya,disebutkan dalam peribahasa ‘bagai pungguk merindukan bulan’
                Seorang Rikapun tak pernah merasa ia sangat pantas untuk Dhani. Rika mafhum akan kondisi dan segenap keterbatasannya. Perasaan itu, tlah lama ia simpan dalam hatinya dalam-dalam, berjejal diantara perasaan yang membayangi hidup dan aktivitasnya selama ini. Disimpan begitu saja,tanpa ada harapan untuk terkabulkan, tanpa ada harapan untuk didengar dan diketahui oleh dunia, apalagi oleh Dhani.
                Rika,...seorang gadis biasa yang tak menyesal bisa diperkenalkan dan mengenal Dhani. Jika harus diam memendam rasa adalah bayaran untuk mengenalnya, aku tidak menyesal. Karena dia begitu indah untukku, dan tak mungkin kumiliki. Begitu ucapan Rika saat perasaan itu memenuhi tubuhnya
               
Read More

Kamis, 14 Januari 2010

 Manusia-manusia terselip

Carilah hati yang lebih berkonsep
Temukan dalam kisi fragmen manusia
Tak berturut pada skenario
Tetaplah ada kilas mereka
Mereka dengan wajah tak berdosa
Prihatin....

Jangan pernah mengemban harkat
Jika tak mengerti sekitar
Akan selalu abadi koridor tekad
Untuk mengukir ilustrasi
Mengendap-endap lewat pikir

Perhatikan lorong-lorong gelap yang kerap terlewati
Atau undakan keramaian yang penat
Ada manusia-manusia terselip disana
Di bawah kediktatoran zaman
Mengais rejeki dari yang punya lebih

Mereka terselip disana
Diantara genangan karya hujan lebat
Diantara sampah buah tangan kita
Ada wanita disana
Meminta dengan tangan di bawah
Bakul bergelayut mesra di pundak
Terisi satu-satu yang bisa menjelma uang

Manusia terselip,
Berharap, mata angin berubah arah
Tak statis,tapi setidaknya berpihak untuknnya
Ada anak-anak terselip disana
Bersama gemerincing logam dalam kaleng susu

Ada pula si renta terselip disana
Diantara rapuhnya diri menuntun bait langkahnya
Sudah saatnya mereka tak terperangkap disana
Patahkan gerbang yang menyelipkan mereka
Kemudian,
Kuharap tak ada lagi
Manusia-manusia terselip disana

(Phuji Astuti) Read More

Sujudku, padaMu...


 Sujudku, padaMu...

Sujudku padaMu wahai yang smoga bisa kupanggil kekasih
Sujudku padaMu Sang Raja Jagad Raya
Sujudku padaMu Sang pemberi anugerah dan karunia tiada terucap
Sujudku padaMu yang meminjamiku segalanya

Hina diriku wahai Tuhanku..
Sungguh penuh celah dan dosa
Dan begitu tidak tahu dirinya aku Tuhanku
memintaMu untuk menjadikanku salah satu penghuni syurgaMu
Tapi tindak dan lisanku tak terjaga

Saat sedih, aku mohon perlindunganMu
Saat musibah, aku mengadu padaMu
Saat lara menimpa, aku meraung deras padaMu
Saat kesulitan mendatangi, aku mengingatMu

Dan...
Saat riang menghampiriku, aku lupa akanMu
Saat suka melingkupiku, aku tak bertrimakasih atas nikmatMu
Saat harapku terkabul, aku malah melayang dengan segalanya tanpa bercermin...
bahwa segalanya atas KuasaMu
Saat kucicipi kesenangan duniaku, dengan pongahnya aku berkata...
‘itu karena usahaku’
Padahal Engkau yang tlah mengaturnya untukku

Sujudku padaMu, Tuhanku...
Kumohon ingatkan aku akan diary suramku selama ini
Ingatkan aku selalu
Tancapkan segala yang sesuai qalam dalam tubuhku
Tanamkan dalam hati ini bahwa Engkau Tuhanku
Sujudku padaMu
Suka dan dukaku padaMu
Tuhanku...

(Phuji Astuti)
Read More

Hidupnya


Hidupnya

Tak urung semuanya terlihat pedih
Tersebab karena suatu hal
Semua tersebab kepergiannya
Kepergian dari yang dipanggil Ibu
Seseorang yang hanya pada dia, ia berbagi
Matanya menanak duka
Hati menjerit perih
Garis wajahnya terlihat mendulang perih
Tak ada pelangi di wajahnya
Suram seperti kelamnya langit saat mendung tiba

Hidupnya terjejaki luka
Semuanya duka...
Tak ada siaran ulang akan suka yang terlewati dalam hidupnya
Tak ada setitik yang tertinggal
Biarpun untuk sekedar berkelakar

Sejak kepergiannya
Gulana jadi penghias hidupnya
Tak tergoyahkan semua luka
Mengalir...

Hidup...
Dalamnya tak ada siaran tunda
Dalamnya tak ada siaran ulang
Yang ada siaran langsung
Dan tetap menyongsong hingga akhirnya
Hingga layar hidup tertutup
Dan tertulis nama di batu nisan
Sebagai simbol the endnya hidup

Dan hidupnya...
Seperti berkalung abu-abu
Tak ada riang
Semua tersebab kepergiannya
Kepergian dari yang dipanggil Ibu
Seseorang yang hanya pada dia, ia berbagi

Dan hidupnya....
Seperti tak berpengharap
Betapa senyawaseorang ibu berpengaruh pada batang tubuhnya
Dan hidupnya....
Akankah bisa gembira??

(Phuji Astuti)

Read More

Yang tertunda


                Yang tertunda
Euforia di ruangan itu tak kunjung berhenti. Sudah setengah jam yang lalu sejak penerimaan tanda kelulusan,memang belum pemberian ijasah hanya surat tertulis yang menyatakan kelulusan. Betapa tidak,100% murid sekolah itu lulus tak bersisi, sementara banyak sekolah-sekolah menengah atas lainnya yang muridnya  ada yang tidak lulus, bahkan ada yang hampir mendkati angka 100% tidak lulus.
Para gurupun ikut tersenyum bangga, tak terbilang rasa senang mereka hari ini. Sampah berserakan dimana-mana,bekas pembungkus nasi para tamu dan orangtua murid yang menghadiri  pengumuman kelulusan. Sebelumnya telah diperingatkan untuk tidak saling mencoret baju seragam,toh mereka tak mengubris. Sebentar lagi keliatannya mereka aka turun ke jalanan, tradisi anak sekolahan disetiap hari kelulusannya. Turun memamerkan diri bahwa mereka sudah lulus,mereka sebentar lagi menyandang gelar ‘mahasiswa’
Begitu kontras dengan raut wajah laki-laki yang berdiri tepat menghadap lapangan. Tak ada euforia disana, dia berdiri tegak memandangi teman-temannya, beku bak es, nyaris tanpa ekspresi. Sebuah amplop bertuliskan kata ‘lulus’ juga ia kantongi malah sebuah amplop berwarna kuning keemasan berhimpit diatas amplop putih. Amplop kuning keemasan menandakan bahwa pemuda ini adalah salah satu dari 3 orang yang beruntung menempati peringkat 3 teratas. Ada apa dengan dia?? Siapa gerangan pemuda bodoh itu?? bodoh karena tak bisa merasakan dimensi suasana sekitar...

Read More

best shot






best shot...hmm..(aku dapat dari filckr.com, lupa siapa yg post...but I like this picture) thanks berat untuk yg posting
Read More

;;
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...