Diberdayakan oleh Blogger.
Saat para cendikia berkata, yang lain mendengar...
Saat para fakir berbicara, yang lain membuang muka

Jumat, 15 Januari 2010

Singgahan rasa untuk Rika


Singgahan rasa untuk Rika

Ada bintang di mata Rika saat mendengar nama Dani disebut,..walau hanya didengarnya diseliweran jalan,atau diantara dialog orang yang sedang bercengkarama di pinggiran jalan. Begitu dasyatnya kekuatan nama itu untuk seorang Rika. Ia bisa berhenti melakukan aktivitasnya jika nama itu disebut. Ia bsia termangu berjam-jam di depan jendela kamar jika sang empunya nama terlintas di benaknnya, ia bisa tersenyum senang jika melihat Dhani ada disekitarnya,hanya disekitarnya..bukan didekatnya, dan iapun bisa bersedih jika mendengar si pemilik nama bersedih atau tak ada kabar berita yang sampai ke telinganya tentang Dhani. Bahkan jantungnya bisa berirama gendang cepat jika nama itu disebut.
                Mungkin ini yang disebut orang-orang dilema jatuh cinta,dan makin tragis kondisinya karena sorang Rika harus jatuh cinta pada seorang Dhani. Kenapa??? Karena bagi mereka, seperti drama gadis desa merindukan pangeran tampan, seperti bumi dan langit atau lebih dekatnya di pelajaran Bahas Indonesianya,disebutkan dalam peribahasa ‘bagai pungguk merindukan bulan’
                Seorang Rikapun tak pernah merasa ia sangat pantas untuk Dhani. Rika mafhum akan kondisi dan segenap keterbatasannya. Perasaan itu, tlah lama ia simpan dalam hatinya dalam-dalam, berjejal diantara perasaan yang membayangi hidup dan aktivitasnya selama ini. Disimpan begitu saja,tanpa ada harapan untuk terkabulkan, tanpa ada harapan untuk didengar dan diketahui oleh dunia, apalagi oleh Dhani.
                Rika,...seorang gadis biasa yang tak menyesal bisa diperkenalkan dan mengenal Dhani. Jika harus diam memendam rasa adalah bayaran untuk mengenalnya, aku tidak menyesal. Karena dia begitu indah untukku, dan tak mungkin kumiliki. Begitu ucapan Rika saat perasaan itu memenuhi tubuhnya
               
Dhani adalah kakak kelasnya saat SMA, Rika tidak mengenalnya waktu masih bersragam putih abu, tapi saat mengenyam pendidikan di universitas ia berkenalan dengan laki-laki itu, dan ntah bisa disebut atau tidak, babak baru tentang seorang Rika di dimensi rasa mulai teraba.
                Pemandangan yang takl lazim sore ini tertangkap mata Rika. Sinar kakaknya yang ia kenal lemah lembut, tiba-tiba marah tak karuan. Sejak pulang dari kampus tadi sore, Sinar sudah memecahkan dua gelas, dan Rika tau itu sengaja walaupun kakaknya mengaku di depan orang tuanya dia tak sengaja
                “Astagfirullah...maaf Ma, Nar ngak sengaja”ucapnya lirih, saat memecahkan satu gelas lagi di meja makan
Tak ada yang istimewa malam ini,  semuanya terjadi seperti biasa. Pangelaran malam sudah dimulai sejak tadi, bintang sudah berpentas ria membuka kelam malam, rembulan tak unjuk gigi, rembulan lebih memilih tidur di peraduannya, hanya giliran bintang malam ini dan suara jangkrik  yang tidak terkategorikan merdu di telinga Rika.
                Rika mengambil keputusan untuk membaca sebuah novel pinjaman dari Isti,sahabatnya di kampus, saat pintu kamarnya diketuk pelan.
                “Kak...”Rupanya /sinar yang mengetuk, wajahnya masih suram.
                Sinar langsung mengambil posisi di atas kasur, dan mengambil alih novel yang tergeletak tak jauh dari tempatnya duduk. Rika mengawasi kakaknya dari meja belajarnya.
                “Bagaimana kuliahmu hari ini dek?”tanyanya lembut, kelembutannya begitu Rika hafal.
                “Bagus, eh maksudku lancar saja, minggu ini bisa nyantai sedikit kak, Rika nda ada tugas” Sinar terlihat mengangguk pelan.
                Diam kemudian,..Rika mengalihkan perhatiannya ke buku-buku kuliahnya yang tertata rapi tepat di hadapannya. Rika mengambil jurusan jurnalistik, sekarang ia baru semester 2. Sementara Sinar mengambil jurusan statistika, ia duduk di semester 6. Mereka berdua terpaut 2 tahun. Rika dan Sianr adalah kakak beradik yang sangat berbeda, Rika pendiam dan pemalu, dia begitu dekat dengan ibu dan kakaknya. Sebagai anak bungsu wajar kalo dia agak sedikit manja, sementara Sinar adalah seorang kakak yang sempurna dimata Rika, nyaris tanpa cacat. Sinar sang juara kelas berparas cantik, terkenal pandai dan cakap bergaul dengan siapa saja, dia agak cerewet tapi begitu menyayangi keluarga terutama Rika adik dan saudara satu-satunya. Dari segi karakter dan hobby mereka jelas sangat berbeda, tapi persaudaraan membuat mereka saling melengkapai satu sama lain.
                “Oh iya, kakak manganya nda punya tugas?”tanya Rika bali             
                “Ngak”Sinar masih terpaku pada novel yang sementara dibacanya
                “Di kampus baik-baik saja khan?”
                “ya”
                “Trus kenapa diam begitu?”
                Pertanyaan yang lugu tapi sangat mengena terlontar juga dari bibir Rika. Sinar langsung menutup novel dan bergerak ke pinggir tempat tidur, Rika memperbaiki posisi duduknya layaknya orang yang akan siap mendengar curahan hati.
                Diam sejenak, Sinar memandangi adiknya sembari menyentuh pipinya. Terasa hangat sentuhan kakaknya itu. Rika tak berkedip, masih menunggu..
                “Adikku...apa kamu pernah jatuh cinta?”
                Rika terkesiap, darahnya mengalir deras, adrenalinya terpompa, dadanya kembang kempis, seketika mukanya memerah. Kakaknya tampak tersenyum memandanginya.
                “Rupanya kau pernah jatuh cinta”Sinar menyimpulkan sendiri. Rika tertunduk malu.
                “Apa rasanya begitu menyiksamu dik?”
                Rika tak berkutik,kenapa kakaknya bisa tau kalo dia senang jatuh cinta??
                “Hm..nampaknya kamu sudah dewasa dik, kamu merasakan juga rupanya”
Tunggu....apa aku pernah mengatakan tentang Dhani sebelumnya pada kak Nar? Atau Kak Nar sering mengawasiku diam-diam di kampus? Tapi khan Kak Inar begitu sibuk, sibuk di UKM KRSnya, dia harus ngajar jadi asisten, mana lagi kegiatan kampus lainnya, mana mungkin dia sempat mengawasiku di kampus??Atau dia pernah mewaeancarai Isti??Tapi khan Isti tidak tau kalo aku suka Dhani, Isti Cuma tau kalo aku mungkin sedang menyukai seseorang.Waduh siapa yang membocorkan rahasia ini, tidak mungkin aku yang menceritakan pada Kak Nar diluar kesadaranku, tapi Cuma aku yang tau. Kenapa bisa??
                Rika berjalan ke arah temapt tidur, duduk tepat disamping kakaknya. Wajahnya nampak bloon dengan mulut ternganga, pandanganya menhujam tepat di wajah kakaknya. masih linglung, bingung. Sinar membalas tatapannya dengan ekpresi lucu, perlahan ia mengelus kepala Rika.
                “Itu wajar, itu tandanya kamu sudah gede, sebelumnya tidak pernah kan?’
                Rika menganggu tak bicara, dirinya masih dikuasai kebingungan
                “Dan begitu juga yang kakak rasakan...”
                “Hah??”
                “Mungkin kita berdua terlalu lambat untuk merasakan namanya jatuh cinta ya dik, sebagian besar teman kakak di kampus malah sudah pacaran sejak mereka duduk di bangku SMP”
                Rika tertawa lepas
                “Nah sekarang ceritakan tentang dia”ucap Kakaknya cepat
                Rika berhenti tertawa dan melotot ke kakaknya 
                “Ayo adik manis, cerita...masa sama kakaknya saja nda cerita. Sebrapa hebt cowok itu sampai bisa menarik perhatiamu, siapa cowok yang beruntung sudah menganggu ketentraman hidup adikku yang pendiam ini?Siapa yang sudah brhasil mengusik hatinya?Ayo katakan!!”
                “Ye...cerewetnya kakak sudah kembali, Kak Nar sudah kembali...”
                “Apa!!!, ya iyalah yang dari tadi di depanmu ini mangnya siapa?”
                “Kakak yang seharusnya cerita ke Rika,kenapa tadi sejak pulang kampus??sejak kapan kakak punya hobby memecahkan gelas begitu??Sejak kapan??”Rika balik bertanya. Sinar memandanginya sejenak dan tersenyum lagi
                “Kamu benar-benar sudah dewasa,..kamu benar-benar adikku”
                “Dari tadi kakak bilang begitu, kamu sudah dewasa Rika,kamu benar-beanr dewasa, sekarang cerita..Kenapa memecahkan gelas, apa cowok yang kakak taksir itu penjual gelas?”
                “Rika...Rika,..Oke kakak cerita, tapi habis kakak, Rika cerita juga ya”
                “Ok sip..”Rika mengambil guling dan meletakkan di pahanya, perhatian tertuju pada kakaknya
                “Namanya Dhani, Dhani Tiar Anwar. Mungkin kamu pernah mengenalnya dik, dia teman seangkatan kakak waktu SMA tapi kami tidak satu kelas, pertama kali mengenal dia waktu kakak satu kepengurusan di OSIS SMA kita, waktu itu kakak belum begitu mengenalnya, belum sadar kalo betapa istimewanya dia. Kemudian kakak bertemu dia di organisasi kampus, dia juga anak KSR, lebih dulu masuk dari kakak. Orangnya biasa saja Rika, tapi entah kenapa hati kakak tergetar kalo bertemu dengannya, awalnya kakak rasa itu biasa saja,hal yang lazim, tapi akhir-akhir ini kakak sadar kalo ini tidak lazim,mungkin kakak menyukai Dhani”
                Sinar berhenti sejenak memperhatikan ekspresi adiknya yang berubah drastis, ekspresi malu-malu itu lenyap.
                “Rika?ada apa?”
                Rika tertunduk,..
                Apa benar mencintai orang itu begitu menyiksa rasanya,apa benar mencintai seseorang itu menggila rasanya??Apa karena kami bersaudara sehingga satu rasa cintapun mengarah pada seorang laki-laki saja. Lalu kenapa harus kami??Kenapa harus kak Inar??
                “Rika?”
                “Kamu baik-baik saja”
                “Oh iya...kakak teruskan critanya”
                “Dhani seperti kamu dik, dia pendiam tapi dia suka menolong, orangnya sabar dan memandang semua orang sama, dia sangat melindungi kaum wanita, kalo dia punya waktu dia pasti membantu siapapun dan apapun itu selama dia mampu, kakak malah pernah berfikir kalo kalian berkenalan pastilah bisa berteman dengan akrab, kalian pasti bisa nyambung”Sinar melanjutkan
                Kak Sinar, dia tidak sekedar seperti itu, dia sangat baik..memang pantas untuk kakakku yang lembut, pandai bergaul,cerdas dan melindungiku setiap saat. Sejak dulu, kamu selalu mengalah untukku kak..sekarang mungkin sudah saatnya aku mengalah untukmu Kak..bisik Rika dalam hati.
                “Tapi belakangan aku tau dari teman-temannya,kalo Dhani menyukai seorang junior di kampus,akh kakak juag tidka tau,juniornya ato anak dari fakultas lain. Kabarnya gadis itu cantik dan baik hati,Cuma itu yang kakak tau.Rika...kau tau dik, waktu dengar itu dunia kakak rasanya mau runtuh, sepanjang ahri kakak bermuka masam di kampus, teman-teman bertanya, kakak malas jawab”
                “Sebenarnya hari ini kakak kuliah sampe sore, tapi kakak udah nga bisa konsen, kakak langsung pulang, maunya marah melulu...ternyata mencintai seseorang membuat gila rasanya.kakak seperti tidak waras”
                “Makanya gelas pecah kan”Rika memaksa diri tersenyum kecut
                “Itu bagian dari pelampiasan kakak saja,tadi itu benar-benar parah, bawaannya mau marah terus...tapi sekarang dah agak mendingan, kakak sudah memahami kondisinya, semoga semunya stelah ini baik-baik saja”
                “Hm...”
                “Kakak mau tetap berteman dengan Dhani, meski kakak mungkin masih menyukainya tapi menyukai seseorang belum tentu harus memilikinya bukan, Rika pernah dengar ungkapan itu tidak?”
                Rika tampak mengangguk pelan
                “Anggap saja ini sebuah fase menuju kedewasaan,lagian kakak bersyukur tidak terlampau menyukainya. Mungkin memang bukan saatnya”
                “Nah sekarang giliran Rika”
                “HAH???”
                “Ayo crita sama kakak”
                “Akh..ngak akh..maksud Rika,nda ada yang spesial”
                “Kok gitu?”
                “Iya...lagian kalo Rika crita,kakak juga nda kenal orangnya kok”
                “Lho,mangnya Rika juga kenal Dhani?Nga kan..tapi kakak tetap crita tadi?”
                “Em..itu..itu..nda samalah,setidaknya kak Dhani pernah jadi kakak kelasku, walaupun Rika lupa orangnya yang mana”
                “Dia kakak tingkatmu di jurusan?’
                “Bukan”
                “Orangnya gimana?”
                “Pokoknya dia nga special, kurang lebih seperti yang kakak sebutkan deh. tapi...aih..pokoknya begitu. Udah akh...Rika mau baca, mana novel Rika tadi?”Rika menyibukkan diri mncari novel yang tadi di baca kakakknya
                “Hei...kok gitu”
                “Oh iya kak,besok kan kakak ada kuliah pagi kan, eh lupa..Rika juga punya tugas buat minggu depan ternyata. Kakak mau disini, atau mau tidur di kamarnya kakak?”
                “Ya sudah, kalo nda mau crita,kakak mau tidur di kamar kakak,takut mengangguk adik manis kerja tugas...tugas apa tadi?”   
                “Eh tugas buat minggu depan”
                “Oh iya, tugas buat minggu depan toh?’Sinar tersenyum dan mengedipkan matanya ke Rika,Rika langsung menarik keluar kakaknya dan mengunci pintu dari dalam
                HUFF...........
                Azan belum berkumandang, Rika sudah terjaga dari tidurnya. Kejadian semalam sungguh membuat tidurnya tidak nyenyak. Semenjak Sinar, kakaknya meninggalkan kamarnya tadi malam,Rika tak langsung tidur atau mengerjakan tugas seperti alasannya, Rika malah merenung,mengulang dan mencerna tiap perkataan kakaknya. Sampai akhirnya dia sendiri merasa tenang...
                “Isti tau nga apa yang kupelajari tadi malam?”celetuk Rika di akhir perkuliahan,Isti adalah sahabatnya di kampus. Mojang Bandung yang cantik dan punya rambut panjang terurai indah, rambut yang membuat para senior mereka iri melihatnya, Isti punya rambut sunsilk, begitu Rika menyebutnya.
                “Apa, tumben belajar?”
                “Eh,..ini bukan belajar mata kuliahan,lagian juga kalo mang iya,.aku kan mang sering belajar”
                “Iya..iya mbak yang rajin, trus belajar apa dong, masak?”
                “Bukan, tapi belajar tentang hidup”
                “Ow Wow...seorang Rika berkata tentang hidup, matahari terbit darimana tadi pagi ya?”
                “Ih..diam dulu brisik” Rika menarik lengan Isti mendekat,
                “Aku belajar tentang cinta dan apa itu cinta, ya..walaupun defenisi sesungguhnya menurutku tak bisa dijabarkan seperti ilmu pasti, tapi dia dirasakan dan tiap orang itu penggambarannya berbeda, bsia dibilang relatif. Ada yang bilang asalkan yang kita cintai bahagia, kita pun rela melepaskannya dan mereka sebut itu cinta, ada yang bilang dengan melihatnya saja,hatinya terasa damai itu cinta, ada yang harus memilikinya dan hidup bersamanya dengan bahagia itu cinta...jadi cinta sangat sulit didefenisikan”Rika berhenti sejenak dan memperhatikan respon Isti
                “Nah,jika kau jatuh cinta pada seseorang maka berbahagialah kamu karena cinta adalah anugerah dari Tuhan, tapi ada ketentuan yang telah diatur olehNya”
                Plok...Plok,,...Plok,...
                Isti bertepuk tangan sendiri
                “Wah kuliah yang menarik, siapa yang ngajarin?”
                “Kawanmu yang cantik nan manis ini yang belajar sendiri tapiada asisten pribadinya, namanya Kak Sinar”Rika tersenyum bangga
                “Nih baca..”Rika menyodorkan sebuah cacatan kecil ke hadapan Isti
                Buku itu tpatanya seperti diary, Isti menerimanya dan membuka di halaman pertama..
                Tak perlu tanya otak, tapi tanya pada hatimu sendiri, rasakan apa dia merasa sakit. Tanyakan pada hatimu..karena dia begitu dekat di dada
Semakin kita dewasa, akan ada cerita yang begitu besar, namanya cinta. Karena 1 persatu cerita akan menjadi kenangan. Dan cinta akan terus berkembang seiring harapan yang menyertainya. Cinta tak teraba oleh tangan tapi dia ada, bahkan sejak kita blum bisa mengucapkannya. Cinta sejati adalah, cinta yang ketika kita anggap hilang ternyata cuma bersembunyi menunggu untuk bisa kembali. (RASA)
Langkah yang kau torehkan, saat cinta menjamah...tulislah pada lembar hati. Jika rindu meranggas wajahmu adalah cahaya menganak sungai dalam nuraniku. Saat ini belum kutau rupamu seperti apa, tapi kuyakin engkau ada.....
                “Wow..keren Ka”
                “Masih banyak tuh di lembar berikutnya”
                “Hahah...aku pinjam ya catatanmu”
                “Yo wes..eh ke kantin yuk”
                “Ok,laper juga aku...”sambut Isti
Kak Sinar makasih untuk yang semalam......

(Phuji Astuti)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

semoga adek bisa menemukan cinta sejati pada waktunya nanti dengan indah...amin.

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...